Thursday, 28 June 2012

Peek A Boo!~

As I was walking down the streets in Brisbane City… I begin to appreciate the simple (or extraordinary life) I had in Newcastle.


Brisbance city - bustling people walking around… life seemed too fast paced. Even for me. Well, it is a city. Still nice though… and in midst of walking, I just thought of this. How can we actually enjoy what we have/are today?
Depressing - I know. 
My actual question would be… once you have a vague idea of how the world runs itself. On who’s side do you actually want to be. When a lot of people are swept away by ‘life’ - you begin to question what life is actually all about. 
What I mean is… what amount of happiness should we have if we know, at the back of our minds… there are still people living their miserable life in the saddest way possible.
Just a side note - I could be the most ignorant person in the entire world just because I am not aware of every single detail of things that are happening in my sisters/brothers country. Heck, I don’t even know what is going on in my own country. 

Suddenly, life is easy to live because of this ignorance. 
So… basically. I think we’ve got to start somewhere, somehow… Who likes to read the news eyh?
I don’t. 

And…. I feel like a hypocrite right now!~ But I am just voicing out my opinion. Been tossing and tuning because of this. i know I have to start somewhere.
          “Is it just me… or, being a medical student… you’re kinda oblivious to everything else that is going around the world. Ignorance level 1000..x T.T” 
I suppose the key is balance… and then you’d be thinking, ‘Balance, easier said than done’. Trust me, I laughed cynically thinking of this.
However it is… we are the one responsible for our brothers & sisters out there. Not just those overseas but who you are living with or next to. Each and everyone of them will be our witness on judgement day… asking and accusing of what have you (or me in fact) done for them. @_@??
Chilly spine - right now. 

By the way, no one is asking you to become a Superhero kay. Even Allah knows you can’t. So, in whatever way you do it… no matter how small or how big. It matters. Although, if you can make big, great things happen. Im sure the floor is all yours. Do not ever give up on that.

We are the blessed ummah!~!~

On a final note, good luck everyone!~ May our efforts and prayers be fruitful.
:D

http://anazid.tumblr.com/

Monday, 25 June 2012

Futur - Downward Spiral of Life

After a while… I decided to write again and i begin this time with the title ‘Futur’

Why futur? - For those who doesn’t know the meaning, roughly it means loss of spirit to be in Allah’s path of da’wah & tarbiyah, everything that relates to it. Basically removing oneself from the environment either partially or completely.

Do correct me if Im wrong.

 What is da’wah? Its the calling to Islam. Tarbiyah - a learning process.

Fundamentally, the path of da’wah & tarbiyah is never easy. Its a road full of turbulence and requires your utmost commitment and sacrifices. Once in a while.. Mr/Ms Futur, an accomplice of the ‘S’ - will set him/herself within you whether you like it or not.

So, what happened to me actually? After the long, exhausting exam… the turmoil, the complicated atmosphere.. the sinking feeling that the world is closing itself into you. It makes you feel like the world is just… ugh.. and you want to run away from it.

The question is.. who do you run to? You either have option A or option B.
Option A - Allah
Option B - Other than Allah

Deep down inside, your soul is screaming, let go to Allah!!~!~ But physically, you are going against Him. Why?

This happened to me a lot.. trust me, its not the only time I felt like this. I had to drag myself literally to get back on His path. Had to psycho myself that I would be the one losing out big time if I don’t hurry up and get back on the train.

I know the level of faith in everybody has its ups and downs. But, how long are we going to be controlled by Mr/Mrs Futur? Are we not in control of ourselves? Are we not the choices that we make. If so, who are we in the first place? A slave to Allah or Mr/Mrs Futur?

Every time i delve into my realm of futur… I often forgot that Allah is the one who owns me. The forgetfulness and the abysmal of ignorance to what truly matters became my pillar of doom.

So dear friends and loved ones… please, don’t become like me. We all know that we are better than that. Everyday is a tarbiyah, a learning process for you and me. Yes, rough times will come and and try to deviate you from the Al-Quddus - The Most Holy Allah.

But, I truly believe that Allah wouldn’t let you go so easily without giving warning signs and signals. I felt like… yeah, I can become futur, but Allah’s not letting me go that easily…

As I was travelling to Brisbane, I came across Al-Muddassir 74:1-5 in the book Al-Raheeq Al Makhtum… while reading that, i know Allah’s talking to me directly. It was like ‘Hey, hey… don’t be futur kay. You don’t have time for that. Get a move on’.

Funny but true - Da’wah n Tarbiyah doesn’t need us. We need it to keep ourselves sane. To become a real human. To redefine our purpose in life of what’s important.

So, to all Futur-ian’s out there. Its not too late. If you missed the previous train. You have the next train coming. Get on it and start living.

http://anazid.tumblr.com/

Friday, 22 June 2012

Hak-Hak Persaudaraan Dalam Islam



Persaudaraan di dalam Islam bukanlah di antara perkara-perkara sunat bahkan ia merupakan asas dan aqidah yang kukuh di dalam jiwa seseorang kerana Nabi S.A.W. bersabda yang bermaksud:
“Seseorang Muslim itu adalah saudara Muslim yang lain. Dia tidak menzaliminya dan tidak menyerahkannya (kepada musuh), barangsiapa yang menunaikan hajat saudaranya nescaya Allah akan menunaikan hajatnya, dan barangsiapa yang menghilangkan daripada seorang Muslim satu kesusahan nescaya Allah akan menghilangkan satu kesusahan daripada kesusahan-kesusahannya pada hari kiamat kelak, dan barangsiapa yang menyembunyikan (keaiban) seorang muslim nescaya Allah akan menyembunyikan (keaibannya) pada hari kiamat.” – Riwayat Bukhori dan Muslim
Diriwayatkan oleh Imam Muslim daripada Abu Hurairah R.A. berkata: Rasulullah S.A.W. bersabda yang bermaksud: Hak seorang Muslim ke atas Muslim yang lain ada enam: Apabila engkau bertemu dengannya maka berilah salam padanya, dan jika dia menyerumu maka sahutlah seruannya, dan jika dia meminta nasihat daripadamu maka berilah nasihat kepadanya, dan jika dia bersin lalu memuji Allah maka doakanlah dia, dan jika dia sakit maka ziarahilah dia, dan jika dia mati maka iringilah jenazahnya.
Daripada Anas Bin Malik R.A.: Empat perkara yang tergolong di antara hak-hak yang perlu engkau tunaikan ke atas orang-orang muslim: Menolong orang yang berbuat baik dikalangan mereka, meminta ampun untuk orang yang melakukan dosa dikalangan mereka, mendoakan mereka yang telah mati, menerima orang yang bertaubat dikalangan mereka.
Sebahagian salafussoleh pernah menyebutkan hak-hak Ukhuwah itu ialah: Hak pada harta, jiwa, lidah, dan hati dengan memaafkan dan mendoakannya serta ikhlas dan setia terhadapnya, dan hak yang tertinggi ialah mengutamakannya.
Terdapat pelbagai cara untuk meningkatkan prestasi persaudaraan kerana Allah:
  1. Cinta semata-mata kerana Allah: Kerana tidak ada kepentingan duniawi di sebaliknya. Allah berfirman di dalam hadis qudsi: Orang-orang yang berkasih sayang kerana keagunganku bagi mereka mimbar-mimbar daripada cahaya, mereka dicemburui oleh para nabi dan orang-orang yang mati syahid (syuhada’).
  2. Berlapang dada: Ia adalah cara yang sangat berguna supaya dapat menerima apa yang dilakukan oleh orang lain tanpa rasa dengki, benci, berniat jahat atau buruk sangka. Begitu juga, supaya kita mampu bersangka baik terhadap saudara-saudara kita. Rasulullah S.A.W. bersabda yang bermaksud: Janganlah kamu saling memutuskan hubungan, saling belakang membelakangi, saling benci membenci serta saling berdengki, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara, tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya lebih daripada tiga (hari).
  3. Saling nasihat menasihati dan berpesan-pesan: Sesungguhnya seorang Muslim itu tidak melalui jalan yang aman, akan tetapi dia menempuhi jalan yang penuh dengan kesusahan, liku-liku, halangan dan tipudaya. Selain itu, syaitan manusia dan jin sentiasa menggangu dan menggodanya. Justeru, di dalam menempuhi jalan tersebut, dia sangat memerlukan teman yang mendidik, membimbing, menasihat dan mengingatkannya ketika terlupa dan membantunya ketika ingat. Benarlah firman Allah S.W.T. : “Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman, beramal soleh, dan berpesan-pesan pada kebenaran jua berpesan-pesan pada kesabaran.”
    Namun begitu, kita perlu menitik beratkan beberapa adab di dalam memberi nasihat dan pesanan:
    • Memberi nasihat dalam keadaan tersembunyi dan bukan di khalayak ramai.
    • Berhikmah (sesuai dengan keadaan) dan menggunakan kata-kata yang baik.
    • Berlemah lembut di dalam memberikan nasihat.
  4. Mengetahui kebaikan dan kelebihan saudara kita: Allah berfirman yang bermaksud, “Dan janganlah kamu lupa kebaikan di antara kamu.” (Al-Baqarah). Seseorang itu akan mampu menyayangi, menerima dan mematuhi seseorang yang lain dengan mengetahui kelebihan dan kebaikan yang terdapat padanya.
  5. Berterus terang: Kerana ia mampu menghilangkan perasaan-perasaan yang boleh mengeruhkan ikatan ukhuwwah dengan syarat ia dilakukan dengan adab-adabnya dan cara yang betul. Justeru, seorang Muslim seharusnya berterus terang dengan saudaranya tentang apa yang terdapat di dalam hatinya kerana mungkin dengan cara itu dia dapat menyembuhkan keresahan hatinya yang pasti akan memberi kesan kepada kelapangan dadanya.
    Kita seharusnya mengambil pengajaran tentang perkara tersebut daripada sirah Baginda Rasulullah S.A.W. dan sahabat-sahabatnya. Semasa Bai’ah Aqabah yang kedua, Abu Haisam bin Attihan berterus terang serta meminta pandangan daripada Rasulullah tentang sesuatu yang berlegar di fikirannya lalu dia berkata: Wahai Rasulallah, sesungguhnya kami mempunyai hubungan sebelum ini dengan orang-orang Yahudi dan kami akan memutuskannya. Justeru, jika kami melakukan sedemikian, kemudian Allah mengurniakan kemenangan kepadamu maka adakah engkau akan meninggalkan kami? Lalu Nabi S.A.W. menjawab sambil tersenyum: Bahkan darah, darah dan kebinasaan, kebinasaan (bagi orang-orang Yahudi). Aku adalah di kalanganmu dan kamu semua adalah di kalanganku, aku memusuhi sesiapa yang kamu musuhi dan tidak akan memusuhi sesiapa yang kamu tidak musuhi.”
  6. Bertolak ansur dan berlemah lembut: Ia seharusnya menjadi akhlak seorang pejuang Islam walaupun terhadap orang yang menzaliminya. Justeru, bagaimana pula dengan teman-teman seperjuangan kita?
Akhirnya, marilah kita sama sama mempraktikkan segala apa yang telah kita ketahui dan merealisasikan ukhuwah islamiah yang sebenar sepertimana yang dilakukan oleh Rasulullah dan sahabat-sahabat Baginda S.A.W. kerana ia adalah satu-satunya punca kekuatan umat Islam untuk menghadapi musuh-musuh mereka yang pada luarannya nampak seolah-olah mereka bersatu tetapi hakikatnya mereka berpecah belah sepertimana yang dikhabarkan oleh Allah S.W.T. di dalam surah Al-Hasyr, ayat ke 14: “Kamu menyangka mereka bersatu padahal hati-hati mereka berpecah belah, itu kerana mereka adalah kaum yang tidak berakal.”

Saturday, 16 June 2012

MATLAMAT HIDUP MANUSIA

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah..segala puji bagi Allah, kerana masih memberikan kesempatan untuk kita terus mengecap nikmat hidup..Ehmm,, just nak cakap yang saya suka artikel nih! ^_^


MATLAMAT HIDUP MANUSIA


Matlamat dan peranan manusia dalam hidup telah dijelaskan oleh akidah Islam sejelas-jelasnya. Manusia tidak dijadikan sia-sia dan tidak dibiarkan begitu sahaja. Ia dijadikan untuk tujuan dan hikmah tertentu. Ia tidak dijadikan untuk dirinya, atau untuk menjadi hamba kepada salah satu unsur dalam alam ala mini. Ia juga tidak dijadikan untuk berseronok sebagaimana binatang-binatang berserononk. Bukan juga dijadikan untuk hidup beberapa tahun yang pendek atau panjang kemudian ditelan tanah, dimakan ulat dan dimamah oleh kebinasaan. 


Sesungguhnya ia dijadikan untuk mengenal dan menyembah Allah serta menjadi Khalifah di bumi. Ia memikul amanah terbesar dalam hidup yang pendek ini, amanah taklif dan tanggungjawab. Manusia ditapis dengan dugaan dan digilap dengan tanggungjawab. Dengan itu ia menjadi matang dan bersedia untuk kehidupan yang lain, iaitu kehidupan yang kekal selama-lamanya tanpa pengujung.


Manusia tidak dijadikan untuk dirinya sendiri, tetapi ia dijadikan untuk menyembah Allah. Ia tidak dijadikan hanya untuk hidup di dunia yang kecil dan binasa ini, tetapi ia dijadikan untuk kehidupan yang kekal abadi, ia dijadikan untuk selama-lamanya.

Ada orang berkata; “si bodoh hidup kerana mahu makan manakala orang berakal makan kerana mahu hidup”. Pernyataan ini tidak menyelesaikan masalah hidup kerana hidup itu sendiri bukan satu tujuan, persoalan masih tetap ada, kenapa
manusia hidup?

Adapun para materialism mejawab; “sesungguhnya manusia hidup untuk dirinya sendiri dan untuk mengecapi nikmat dunia”.

Manakala orang beriman menjawab; “manusia hidup hanya kerana Tuhannya Yang Maha Tinggi dan untuk hidupnya yang kekal abadi”. Firman Allah SWT; “maka adakah patut kamu menyangka bahawa Kami hanya menciptakan kamu (dari tiada kepada ada) sahaja dengan tiada sebarang hikmat ciptaan itu? Dan kamu (menyangka pula) tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka (engan yang demikian) Maha Tinggilah Allah yang menguasai seluruh alam, lagi yang tetap benar”. (Al-Mukminuun: 115-116)



Alangkah besarnya perbezaan antara orang yang hidup untuk dirinya dengan orang yang hidup untuk Tuhannya, di antara orang yang hidup di dunia yang terbatas dengan orang yang hidup untuk kehidupan yang tidak terbatas dari segi zaman dan tempat.

Sesungguhnya teori kebendaan yang mengingkari Tuhan tidak mengetahui matlamat hidup manusia, kerana matlamat perlu kepada niat dan niat pula perlu kepada orang yang berucap. Sedangkan teori ini menolak manusia itu dijadikan dengan maksud tertentu. Kerana itu manusia pada pandangannya tidak mempunyai tugas dan peranan selain dari bertungkus-lumus untuk memenuhi dan memperbaiki kehendak hidup.

Dengan perkataan lain; “manusia hidup kerana perhiasan dunia dan keseronokan, tidak lebih daripada itu. Apabila usia manusia tamat dalam masa yang pendek maka berakhirlah segala-galanya. Alangkah benarnya perkataan Al-Quran; “Katakanlah, matabenda yang menjadi kesenangan di dunia ini adalah sedikit sahaja” (An-Nisaa’: 77)

(Dr Yusof Al-Qaradhawi, Kemanisan Iman (terjemahan), 2000, Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, Kuala Lumpur, 111-112)

seronok kan??..lain perasaannya...

Nurul Atiqah Johari



Tazkirah : Bulan Rejab


الوقت هو الحياة

‘Masa adalah kehidupan.’
Betapa benarnya ulama’ tersebut tatkala beliau mengungkapkan kata-kata di atas. Masa lebih berharga dari emas, tidak mampu dijual beli dan tiada gantinya.
Detik masa akan sentiasa berlalu. Hari bertukar bulan, dan bulan bertukar tahun. Dan kini, samada kita sedar ataupun tidak, kita sudah menghampiri ke penghujung bulan Rejab. Sudah tiba masanya untuk kita sama-sama muhasabah diri, sejauh mana penghayatan kita terhadap sempena-sempena yang telah Allah sediakan untuk kita.
Bulan Rejab
Bulan rejab merupakan salah satu daripada empat bulan haram dalam kalendar Islam.

إن عدة الشهور عند الله اثنا عشر شهرا فى كتاب الله يوم خلق السموت والأرض منها أربعة حرم

‘Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram.’
At-Taubah : 36
Selain Zulkaedah, Zulhijjah, dan Muharram, Rejab merupakan salah satu daripada bulan-bulan mulia, dimana diharamkan pertumpahan darah padanya. Juga sebagaimana bulan-bulan Islam yang lain, bulan Rejab dihiasi dengan ukiran peristiwa-peristiwa perjuangan Rasulallah dan Umat Islam. Bulan Rejab menjadi saksi kepada  Hijrah pertama ke Habsyah, peristiwa Isra’ Mikraj, Perang Tabuk, pembukaan semula Baitul Maqdis oleh Salahuddin Al-Ayubi dan beberapa peristiwa yang lain.

Isra’ Mikraj
Peristiwa Israa’ Mikraj merupakan antara peristiwa yang paling istimewa dan luar biasa dalam hidup Baginda s.a.w. Beliau telah menjadi undangan Allah s.w.t. Dari Makkah ke Baitul Maqdis, dan seterusnya ke Sidratul Muntaha, beliau telah dimuliakan dengan pertemuan langsung dengan Allah s.w.t, pada tempat yang mana malaikat sendiri tidak dapat hadir.

سبحن الذى أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى الذى بركنا حوله لنريه من ءايتنا إنه هو السميع البصير

‘Maha Suci Allah yang telah menjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam (di Mekah) ke Masjid Al-Aqsa (di Palestin), yang Kami berkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan kepadanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) Kami. Sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.’
Al-Isra’ : 1
Luka kehilangan Abi Talib dan Khadijah masih merah di hati, tatkala Rasulallah dengan penuh harapan memilih untuk berdakwah ke Thoif. Alangkah sedihnya hati tatkala menerima layanan yang tidak berperikemanusiaan oleh penduduk Thoif. Dalam pada itu, Rasulallah mengungkapkan kata-kata yang penuh bermakna;

إن لم تكن بك علي غضب فلا أبالى

‘Sekiranya engkau (wahai Allah) tidak murka kepadaku, maka aku tidak kisah.’
Betapa jelasnya Rasulallah s.a.w akan tugas yang dipikulnya. Beliau hanya penyampai dan Allah jualah pemberi hidayah. Para malaikat dan seluruh alam berkongsi kesedihan Rasulallah s.a.w, sehinggakan malaikat menawarkan untuk membinasakan penduduk Thoif.
Inilah suasana dimana berlakunya peristiwa Isra’ Mikraj. Tatkala muslimin bersedih dan tertanya-tanya adakah masih ada sinar harapan untuk dakwah ini.
Allah telah memilih masa yang paling sesuai untuk menyeru kekasih-Nya. Pertemuan dengan Allah s.w.t telah mengubati kesedihan Rasulallah s.a.w. dan memberi semangat baru kepada Baginda.
Umat Islam telah dihadiahkan dengan kewajipan solat. Kewajipan utama yang bakal menjadi rahsia perpaduan dan kekuatan ummat Islam. Betapa pentingnya solat sehinggakan Rasulallah s.a.w sendiri naik ke langit untuk menerimanya, dan bukan melalui perantaraan Jibril seperti kewajipan-kewajipan yang lain.
Peristiwa Isra’ Mikraj juga menjadi petanda bahawa Islam akan menerajui tampuk pemerintahan dunia satu masa nanti. Dengan menyebut Masjidilharam dalam ayat pertama surah Al-Isra’, Allah telah menjanjikan Makkah untuk muslimin, sedangkan Kaabah ketika itu dipenuhi berhala. Perjalanan Rasulallah s.a.w yang aman dari Makkah ke Palestin juga menjadi tanda bahwa Islam akan menguasai tanah diantara kedua-duanya.
Perjalanan Rasulallah s.a.w ke Baitul Maqdis menjadi petanda akan kepentingan dan ketuanan bumi Palestin kepada umat Islam. Bumi yang menjadi rebutan dan sentiasa bergelojak ini akan hanya aman apabila muslimin kembali memerintahnya.
Rejab dan Ramadhan
Apabila tibanya bulan Rejab, Rasulallah s.a.w akan meningkatkan amalan beliau. Terutamanya puasa. Ini kerana Rejab merupakan titik tolak untuk menghadapi Ramadhan. Doa Rasulallah s.a.w ketika datang bulan Rejab;

اللهم باركلنا فى رجب وشعبان وبلغنا رمضان

‘Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rejab dan Syaaban, dan pertemukanlah kami (panjangkan umur kami sehingga dapat berjumpa) dengan Ramadhan.’
Apabila tiba sahaja Ramadhan, Rasulallah s.a.w dan para sahabat akan mengucapkan selamat tinggal sesama mereka. Beruzlah dan bermunajat, masing-masing berusaha untuk mencapai tahap yang tertinggi di sisi Allah s.w.t. Jelas kelihatan kesungguhan mereka, kesungguhan yang bermula daripada Ramadhan yang lepas, ditiupkan pada awal Rejab, yang akhirnya membara dan terus meningkat di bulan Ramadhan.
Syaaban menanti
Rejab yang bersejarah dan penuh dengan kebaikan ini akan pergi meninggalkan kita. Sedangkan kita baru sahaja berkenalan dengan Isra’ Mikraj, kepentingan Al-Quds dan perjuangan saudara kita disana.
Ramadhan al-Mubarak semakin menghampiri, malangnya kita masih belum mengorak langkah kearahnya. Puasa sunat kita masih longlai.
Adakah begitu malang nasib kita?
Sahabat yang dikasihi sekalian, ketahuilah bahawa pintu kebaikan sentiasa terbuka luas. Dan Allah tidak akan sesekali mensia-siakan amalan hambanya yang ikhlas.

إن الذين ءامنوا وعملوا الصلحات إنا لا نضيع أجر من أحسن عملا

‘Sebenarnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh sudah tetap Kami tidak akan menghilangkan pahala orang-orang yang berusaha memperbaiki amalnya.’
Al-Kahfi : 30

Pedoman yang diambil dari kealpaan yang lalu,
Lebih bermakna dari ilmu yang dibiarkan membisu.
Sekiranya pemergian Rejab itu ditangisi,
Semoga Syaaban yang bakal menanti menghiburkan hati.
Sedikit peringatan buat semua,
Dalam keasyikan memburu cinta,
Jangan lupa perjuangan mereka disana.

Friday, 8 June 2012

Memasak??

Ada apa dengan memasak??

Di negara Australia, memasak adalah salah satu bentuk dakwah. Tak kiralah secara fokus atau umum.

Masa mula-mula join usrah, naqibah mesti akan bawa makanan untuk saya dan ahli usrah yang lain. Kadang-kadang masakan malaysia dan jepun. Selalunya coklat. Tapi tak kesah la. Yang penting time usrah ada makanan.
Sejujurnya, makanan time usrah kira penting la juga bagi saya untuk saya tak mengantuk. Hahaha.

Untuk dakwah umum pula, MasterChef Australia tahun 2012 ni memang best sebab ada muslimah yang masuk. Dan sangat mahir di dapur.
Apa??? Tak pernah tonton MasterChef ni? Boleh klik kat sini

Muslimah ni memang membawa imej islam. Bila Australian nampak ada orang bertudung, mudah-mudahan hati mereka terbuka untuk mencari islam.

Program ni pula sangat menarik dan membantu menaikkan semangat orang yang tak berapa minat memasak tapi suka makan macam saya.

Tak sabar nak lihat muslimah ni menjadi 1st muslim menang MasterChef Aussie.

Till next time





credit@wethemuslims.tumblr

Ayat apa yang kita boleh relate kan dengan gambar terakahir di atas? Hmm?

"Would you ask others to be righteous and forget to practice it yourself? Eventhough you read your Holy book? Have you no sense? - (2:44)

Peringatn peringatan peringatan. Kita bukan sahaja menyeru manusia lain berbuat kebajikan. KIta juga menyeru diri kita dengan kebaiakan. Mudah-mudahan kita tidak tergolong dalam golongan orang yang Allah sebutkan dalam ayat di atas. Wallahualam.






Thursday, 7 June 2012

Dari Hati ke Hati~~

Setiap daripada kita tidak boleh lari dari menghadapi kesulitan.
Tidak boleh lari daripada bergantung harap kepada ALLAH....
Tidak seorang pun yang ingin impiannya tidak menjadi kenyataan.
Harapan kepada Allah....harapan untuk ampunan...dan....harapan untuk pertolongan, itulah doa.


"(Oleh kerana Allah menguasai segala-galanya, maka) wahai umat manusia, kamulah yang sentiasa berhajat kepada Allah (dalam segala perkara), sedang Allah Dialah sahaja Yang Maha Kaya, lagi Maha Terpuji. (35:15)"


Kita memerlukan, bergantung harap kepada Allah secara mutlak terhadap segala sesuatu...
Semua memerlukan ALLAH tanpa berkecuali...seorang ibu, ayah, rakan, murabbi...semua memerlukan ALLAH.


".....Berdoalah kamu kepadaKu nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu..... (40:60)"


Apa yang kita rasakan apabila membaca ayat diatas? Adakah kita betul-betul mempercayai ayat itu ataukah tidak??


Seseorang datang kepada Rasullah SAW dan bertanya, "Wahai Rasullah, jauhkah ALLAH hingga kita harus memanggil-Nya, atau Dia begitu dekat hingga cukup membisiki-Nya?".
Rasullah terdiam, hingga turunlah ayat ALLAH SWT:


Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka): Sesungguhnya Aku (Allah) sentiasa hampir (kepada mereka); Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu. Maka hendaklah mereka menyahut seruanKu (dengan mematuhi perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu supaya mereka menjadi baik serta betul. (2:186)


ALLAH sangat dekat.....sangat dekat.... Kita sangat dekat kepada ALLAH. Liku-liku kehidupan seharian kita membutuhkan ALLAH.


"Sesungguhnya ALLAH Mahamalu dan Mahamurah. Dia merasa malu jika seorang hamba mengangkat kedua tangannya memohon kepada-Nya lalu kedua tangan itu kembali dalam keadaan kosong dan terhalang dari pengabulan" HR Tirmidzi.


Hadith ini memberikan senergi dan kekuatan yang besar untuk kita terus berdoa.....terus berdoa dan terus berdoa. 
ALLAH Mahamalu, Mahamurah, yakni bahawa Dia selalu memberi tanpa diminta.
Apakah hati kita tidak rindu untuk berdoa kepada-Nya?



Sebuah harapan besar dan doa anak kecil~~


reference: Amr Khalid, Dari Hati ke Hati. 

Tuesday, 5 June 2012

"Wabak" Futur

Assalamualaikum wbt,

Ingin berkongsi satu wabak yang selalunya akan hinggap kepada para daie (tak terkecuali diri sendiri).

Futur?Apa itu futur?

Dari sudut bahasa ada dua maksud. Pertamanya, terputus langsung selepas bersikap konsisten dan berhenti selepas bergerak. Kedua, bersikap malas, bertangguh-tangguh dan melambat-lambatkan dalam keadaan dulunya sentiasa pantas dan "efficient".

Maksud dari segi istilahnya ialah sejenis penyakit yang pada tahap biasa akan membawa para daie kepada sikap malas, bertangguh dan lambat. Pada tahap kronik pula, futur dapat membawa kepada putus langsung selepas bersikap konsisten dan komited sebelum ini.

Bahaya futur

Risiko jika tak menjauhkan diri drp wabak ni:


1.) Pengabaian terhadap amanah selepas kita memilih untuk memegang amanah tersebut.
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-ganang, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.

Cerita disebalik ayat ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas adalah dialog antara Allah dan Nabi Adam A.S bilamana Allah menawarkan amanah ini kepada baginda lantas baginda bertanya tentang amanah ini. Allah berfirman kepada Adam:
إن أطعت غفرت لك وإن عصيت عذبتك
"Jika kamu taat, Aku akan mengampunkan kamu dan jika kamu gagal melaksanakannya, maka azabKu bagimu"

Maka bahaya pertama adalah amanah terabai dan sekaligus dijanjikan Allah dengan azabNya atas mereka yang memungkiri janji dalam melaksanakan amanahNya.

2.) Gugur di jalan dakwah

3.) Mengakhiri hidup dalam keadaan futur
Sabda Rasulullah s.a.w :
إن العبد ليعمل عمل أهل النار وإنه من أهل الجنة ويعمل عمل أهل الجنة وإنه من أهل النار، وإنما الأعمال بالخواتيم
Sesungguhnya seorang hamba itu ada yang melakukan amalan ahli neraka padahal ia termasuk ahli syurga dan ada yang melakukan amalan ahli syurga sedangkan ia termasuk dalam golongan ahli neraka, sesungguhnya setiap amalan itu bergantung kepada penghujung hidupnya

Dibimbangi jika kita futur dan kita mati, maka amal baik yang dilakukan sebelum ini menjadi debu dan sia-sia.

Faktor menjadi futur

1.) Melampau dan berlebih-lebihan dalam mengerjakan perkara agama
2.) Terlampau menumpukan kepada perkara2 harus seperti makan, minum, tidur etc
3.) Perpecahan yang berlaku dlm jemaah, (pemimpin putus asa atau ahli bosan dengan perpecahan dan trus       mengasingkan diri)
4.) Kurang ingat mati dan hari akhirat
5.) Kurang ibadat
6.) Masuk benda2 haram dan syubhah dalam kantung perut masing2
7.) Menumpukan satu perkara dalam agama dan bersikap acuh tak acuh terhadap perkara lain
8.) Sambil lewa terhadap sunnatullah dalam kehidupan 
9.) Bersahabat dengan orang yang takde cita2 besar dan azam yang tinggi
10.) Takde persediaan menghadapi liku2 dalam dakwah
11.) Tak bagi hak kepada badan dek kerana terlampau banyak kewaajipan dan kurang aktivis dakwah
12.) Melakukan maksiat besar atau kecil

Penawar futur

1.) Baca al-Quran dan ambil pengajaran drp kisah2 al-Quran
2.) Menyelami Seerah Nabawwiyah
3.) Melazimi solat jemaah
4.) Banyakkn amalan sunat, zikir, bg salam dan sbgnya
5.) Mengelak drp melakukan perkara makruh
6.) Selalu bersama org soleh
7.) Menghadiri majlis ilmu
8.) Selalu berhubung sesama ahli
9.) Berdisiplin dan pengurusan yang baik
10.) Menjaga masa
11.) Kreatif dalam membina aktiviti
12.) Membina kesatuan fikrah dan amal
13.) Melazimkan diri dengan aktiviti jemaah

Semoga kita ditetapkan hati untuk sentiasa berada di jalanNya. Amin..

Credit to benkareem.blogspot

Sunday, 3 June 2012

Jangan terlalu sombong kecuali....

Rasulullah bersabda, "Dianggap sebagai takbur itu ialah menolak apa yang benar dan mengganggap hina kepada orang lain". (HR. Muslim).

 


Bersabda Rasulullah saw kepada sahabatnya, Abu Dzar : "Takbur itu meninggalkan kebenaran dan engkau mengambil selain kebenaran. Engkau melihat orang lain dengan pandangan bahawa kehormatannya tidak sama dengan kehormatanmu, darahnya tidak sama dengan darahmu". 


Rasulullah saw bertanya kepada sekumpulan Sahabat, "Tahukah kamu, orang gila yang sebenar-benarnya?" Para Sahabat menjawab, "Tidak tahu, ya Rasulullah". Lalu Rasulullah menjelaskan, "Orang gila ialah orang yang berjalan dengan takbur, memandang rendah kepada orang lain, membusungkan dada, mengharapkan syurga sambil membuat maksiat dan kejahatannya membuat orang tidak aman dan kebaikanya tidak pernah diharapkan. Itulah orang gila yang sebenarnya".

Berdasarkan kisah di dalam al-Qur’an, makhluk yang pertama yang diserang dan menjadi mangsa penyakit takbur ialah iblis (la’natullah). Walaupun diperintah oleh Allah swt, iblis enggan menghormati Adam a.s (manusia dan nabi Allah yang pertama) kerana dia menganggap dirinya
lebih mulia daripada Adam. Katanya, "Aku lebih baik daripadanya (Adam). Engkau ciptakan aku daripada api, sedangkan dia Engkau ciptakan daripada tanah" (QS 7:12).



Iblis lalu dilaknati oleh Allah swt kerana sifat degil dan takburnya itu. Sekurang-kurangnya dua akibat kecelakaan yang menimpa Iblis kerana ketakburnya :

· Pertama, ia dimasukkan ke dalam golongan kafir. Allah Taala berfirman, mafhumnya: Ia (Iblis) enggan dan menyombong diri (takabbur) dan ia termasuk golongan yang kafir (QS 2:34).

· Kedua, ia dimasukkan ke dalam golongan orang yang terhina dan tidak layak tinggal di syurga. Allah berfirman, mafhumnya : Turunlah engkau dari syurga itu kerana tidak patut (tidak layak) bagimu menyombong diri di dalamnya, maka keluarlah. Sesungguhnya engkau
termasuk orang-orang yang hina. (QS 7:13).


Sifat takbur itu yang dapat dikesan daripada tutur kata dan perlakuan zahir itu berpunca daripada lintasan hati yang mengandungi rasa tinggi atau besar diri di samping merendahkan mertabat orang lain atau menolak kebenaran. 

Mengikut Abu Yazid: "Seorang hamba itu selama masih mempunyai sangkaan, bahwa antara makhluk ada orang yg lebih buruk atau lebih jahat amalannya daripada dirinya sendiri, maka orang itu bersifat takbur". Lalu Abu Yazid ditanya, "Bilakah seseorang itu dapat disebut sebagai tawadhuk?" Abu Yazid menjawab, "manakala ia tidak tahu bagaimana kedudukan serta keadaan dirinya sendiri".


Nak petik satu kata-kata yang sangat tajam daripada seseorg.. :)


JANGANLAH TERLALU SOMBONG KECUALI JENAZAH KITA BOLEH BERGOLEK SENDIRI MASUK DALAM KUBUR..

Saturday, 2 June 2012

Al-Mughni



This name is very similar to Ar-Razzaq, the provider but is direct in Allah being the enricher or All things. Allah provides everything and every time these provision are enriched, this by Allah, Al-Mugni.
Allah is Al-Mugni, the one who  gives wealth, who provides all that is needed, whose wealth fulfills all needs, who enriches all of creation, who creates all appearances of independence or self-sufficiency, who bestows satisfaction and contentment and who bestows spiritual wealth. Allah is the only one who provides any and everything we get on this earth, if you are rich in monetary means, Allah has provided this for you. If you are rich spiritually, Allah has uplifted this for you. In whatever you have gained, Allah has given it to you.
This is something that we as Muslim must not lose sight of, inshallah. When we have a slight increase in our monies, or get into professional school, or have any increase in our life as a whole, we sometimes begin to think like the man in Surah Al-Kahf. We start to think that our success and gains are from us alone, that we have done it ourselves. But this is not the case, Allah has placed you where you are at today and has given you everything you have. It is easy to say that Allah has provided us with food, water and shelter but when it comes to gaining in success, our tongues hesitate a bit.
I went through four grueling years in college and now I am entering Medical School because of my hard work and dedication I have gotten there. But who is the one that provided you with the ability to get where you are at today? Who is the one that provided you with the opportunity to go to college?
I came to this country poor and now I am a successful businessman due to my hard work and perseverance. But who is the one that made this transition easy for you was it you yourself or the one that created you?
Allah is the one and only enricher and only if we can keep this in our mind can our hearts be softened with gratitude.
“Indeed, your Lord extends provision for whom He wills and restricts [it]. Indeed He is ever, concerning His servants, Acquainted and Seeing” 17:30 
Menarik maksud nama-nama Allah nih. Lagi kenal Allah kalau kita banyak mengkaji nama-namaNya. Sesuai sangat dengan musim exam nih, kita kena sentiasa ingat, apa pun yang kita dapat and boleh buat semua datang dari Allah. Tak ada sedikit pun dari kita. Mudah-mudahan peringatn macam ni boleh buat kita sentiasa dalam keadaan yang bersyukur. So akhir kata...:)
picture credit and original article @destinationjannah.tumblr

Assalamualaikum everyone,

Alhamdulillah. I just submitted my last assignment for this semester. It feels great! You know when you have 3 assignments that you need to submit in a week, everything is chaotic. From your life to your environment where you work on your assignments.

This is when you feel very close to this particular surah


[Inshirah 94:1] Did We not widen your bosom?
[Inshirah 94:2] And relieve you of the burden -
[Inshirah 94:3] Which had broken your back?
[Inshirah 94:4] And We have exalted your remembrance for you (O dear Prophet Mohammed - peace and blessings be upon him).
[Inshirah 94:5] So indeed with hardship is ease.
[Inshirah 94:6] Indeed with hardship is ease.
[Inshirah 94:7] So when you finish the prayer, strive in supplication.
[Inshirah 94:8] And incline towards your Lord.


Alhamdulillah. Allah help us whenever we are in hardship.

However, Allah also promise us in another ayah.


“Allah will not change what is in any nation, until they all collectively make a change occur in what is in themselves.” (ar-Ra’ad 13:11)



I really hold onto this ayah as it has been graved in my heart since I was a little girl. Yes, Allah will help you. BUT, you need to help yourself first. If you think that by doing your assignment last minute because you do other thing, AND you also knew that you put little effort in it due to time constraints, AND you hope Allah will help you???


You've got to be kidding me!!!

Let me tell you something in case you haven't realise it. This is SO NOT Sunnatullah, my dear.
You need to put on effort in everything that you do.

You want Allah to love you, you've got to do what He wants you to do.
You want to eat, you've got to cook.
You want to live, you've got to breathe.
You want to excel in your study, you've got to study hard.


EVERYTHING needs YOUR effort!!

Know your roles and responsibilities. 
This is examples of my roles
1) As a Muslim
2) As a daughter
3) As a sisters
4) As a friends
5) As a dai'e
6) As student

And this list is going to be increase as time goes by. Don't just try to fulfil one role and ignore the others. You will have occupational imbalance in your life.

For example, as a student, I strongly believe I need to strive to get First Class with Honours. and I really really really want it.
So, my effort in every uni work that I do should be of the work of a student who's going to get First Class with Honours.

Especially when I am a scholarship student! Everyone expect me to go home with flying colour result which is First Class with Honours.

It is underachievement if I just pass, it is sad if I get credit, and it not enough if I get distinction. I want High Distinction!

Not that I'm being ungrateful for getting mark that is not HD, but please this kind of muhasabah and self reflection is important to drive to success.

Of course Allah is the one who give me the mark, but what I'm trying to say is that, I should PUT MORE EFFORT in my study if I don;t get HD.

With the exam just around the corner, let us pray and put EXTRAVAGANZA EFFORT in our study. Be grateful by studying hard and get excellent result for we can study when our sisters and brothers in other place are being denied their right to study and their environment does not allowed them to study.


However, let us do compass setting on why we STUDY in the first place. We should study because of Allah and Islam in the first place then comes other reason.

Assalamualaikum.

Till I write again.